Si Murid Baru


Pagi itu di bulan januari 2016, hujan mengguyur kota Palu dengan derasnya. Gue yang saat itu sedang shalat subuh menjadi tidak khusyu akibat hujan yang tiba-tiba mengguyur atap rumah gue. Kekhawatiran mulai berkecamuk di kepala gue.  Bukan apa-apa, satu-satunya yang gue khawatirkan kalau hujan pagi-pagi adalah isi surat perjanjian gue dengan Ibu Desi, Guru Bahasa Inggris yang belum lama ini gue tanda-tangani akan segera gue ingkari (lagi). Isi suratnya kira-kira seperti ini
Dengan ini saya berjanji bahwa tidak akan terlambat lagi. Jika saya melanggar dan datang setelah pelajaran berlanjut, saya bersedia dihukum dengan hukuman apa saja. 


                                                                                                      Siswi yang bersangkutan.
Gila ngga lo kalo udah kayak gitu.

Setelah gue shalat dan memohon ampun kepada Tuhan YME karena shalat gue nggak khusyu, gue ngga langsung ngebet lari ke kamar mandi seperti apa yang biasanya gue lakukan dihari-hari biasa. Gue ambil hp gue dan membuka beberapa sosial media sambil berdoa agar hujannya dilanjutin sampe jam 10 pagi aja biar gue punya alasan untuk telat. Setelah itu barulah gue mandi.

Sehabis mandi, gue menyempatkan diri untuk membuka aplikasi kesayangan gue yang 4 tahun belakangan ini selalu gue pakai untuk chat dengan fanboy-fanboy tjakep (yang gue ga tau faker atau gimana). Line. Gue langsung membuka chat room grup kelas untuk sekedar melihat-lihat barangkali ada info menarik yang mereka bahas.

"Guys, like foto igku yah"
Scroll

"EH lorenzo menang!"
Scrolllll

"Am laik Titi"
Scroooooolll

dan udah. Gitu aja. Ngga ada yang special sampe gue nemuin ada yang bilang

"WOI ADA ANAK BARU"

jempol gue langsung berhenti.

"NAMANYA ABI"

cowok?

"TINGGI"

Manteplah

"PUTIH BEUH"

Wait.. Ihiy cogan nih pasti

"DARI MANADO"

Okesip. Cogan manado brooo

Setelah membaca grup chat yang alhamdulillah kali ini ada faedahnya, gue langsung cuss ke sekolah sambil membayangkan cogan Manado yang akan menghiasi hari-hari gue selama kurang lebih 1 setengah tahun ke depan. Bless my eyes, Bless my soul, Bless my life.

Begitu gue sampai di gerbang, gue mulai deg degan. Yes, cogan! Kira-kira dia suka Kpop ngga ya? duh mukanya kek D.O ngga? Ganteng beneran nggak ya? Pikiran-pikiran menjijikan itu terus bersemayam di kepala gue. Saking excitednya, gue ngga sadar ternyata gue udah ada di pintu masuk kelas gue. Dengan bissmillah, gue melangkahkan kaki kanan gue dan masuk dengan mengucapkan "Assalamualaikum" biar first impressionnya mengesankan.

Dengan senyum yang mengembang, mata gue berusaha mencari sosok lelaki yang ngga familiar, sosok yang selama ini gue idam-idamkan. Tapi muka-mukanya sam aja. Perasaan aneh mulai berkecamuk. Jangan-jangan mereka bohong? Gue coba cari lagi dan Zonk! Ngga ada cogan.

Kampret.

Gue duduk di tempat gue dan saat itu juga gue ngerasa ada yang mengganjal. Gue lihat lagi sekeliling gue dan tiba-tiba gue ngeliat sosok putih tinggi yang duduk 4 meter dari arah gue. Dia manggut-manggut sambil senyum-senyum liat yang lain lagi becanda-becanda sama dia. Seketika gue sedih dan jijik kepada diri gue sendiri.

Lo tau kenapa gue jijik?

Lima menit sebelum pelajaran di mulai, guru mata pelajaran menyuruh si murid baru untuk memperkenalkan diri di depan kelas. Dengan kalemnya, dia berjalan ke depan kelas diiringi oleh siulan-siulan menjijikan dari kaum cowo-cowo.
"Ekhem" Si murid baru mulai membuka suaranya.
"Perkenalkan, nama saya Tabitha Nadya, biasa dipanggil ABI, Saya dari Manado. Terima kasih"

Udah. Gue tobat. 

Comments

  1. Lah gua ngakak boleh dong ya kan ya :'v

    ReplyDelete
  2. Yah cewe.. kecewa dong :'v

    ReplyDelete
  3. Hahahah tapi itu pasti jadi rejeki buat anak cowok ya. \:p/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa. Mudah2an tahun ini giliran kaum cewek yang dapat rejeki seperti itu 😂 . Btw makasih udah mampir kak 😃

      Delete

Post a Comment